Kebersihan Lingkungan, Tanggung Jawab Siapa ?
Saat ini masyarakat modern cenderung
mengabaikan apa itu arti kebersihan lingkungan karena mereka cenderung memiliki
pola fikir individual. Seperti yang tergambar jelas pada masyarakat kota
khususnya wilayah kota Pontianak, mereka cendrung acuh tak acuh terhadap lingkungan.
Banyak kita jumpai masyarakat metropolitan,mereka tidak saling mengenal satu
sama lain padahal itu adalah tetangga dekat mereka. Hal kecil semacam ini akan
berdampak pada pola fikir dan karakter mereka terhadap lingkungan sekitar jika
mereka sudah tidak peduli dengan lingkungan, apa jadinya terhadap kebersihan
sekitar mereka ? hal yang seperti ini
tentu menjadi masalah sosial tersendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi
masyarakat mengabaikankan tentang kebersihan lingkungan secara garis besar dapat
kita kelompokan menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal/faktor dari luar dan
faktor internal/faktor dari dalam diri mereka pribadi.
Faktor
ekseternal terdiri dari, ekologi, ekonomi, sosial budaya, pendidikan serta
faktor faktor yang berkaitan dengan hal yang mempengaruhi individu dalam
mengaplikasikan segala hal yang berasal dari luar. Selain faktor eksternal yang
mempengaruhi indvidu dalam bertingkah laku faktor yang paling vital dan faktor
yang sangat mempengaruhi baik itu tingkah laku, kesadaran maupun hal yang
berkaitan dengan pola fikir individu itu sendri yakni faktor internal, faktor
internal berasal dari dalam diri individu itu sendiri, terdiri dari kesadaran,
pola fikir dan juga tindakan yang berasal dari dalam diri. Faktor internal
lebih menekankan pada karakter dan
mental yang menjadi landasan dalam melakukan segala hal yang berkaitan dengan
tindakan langsung maupun tidak langsung.
Faktor
ekologi cenderung kepada lingkungan tempat tinggal masyarakat, dimana masyrakat
desa lebih peduli terhadap lingkungan dibanding masyrakat kota, buktinyata
masih banyak kita jumpai di desa-desa tentang kerja bakti membersihkan
lingkungan setiap minggu atau yang
mereka sebut bersih desa. Masyarakat yang tinggal di daerah kumuh atau di
daerah pesisir sungai mereka akrab dengan limbah dan sampah, dari hasil
observasi yang telah kami lakukan di derah pesisir sungai mereka juga
mengeluhkan seperti lingkungan yang bau, banyak nyamuk serta jika air sungai
pasang maka rumah mereka akan terendam. Pendapat ini dikemukakan oleh seorang
siswi SMA yang kami jumpai di daerah tersebut, jka kita mencari siapa yang
salah kita tidak akan bisa menyimpulkan karena masyarakat menganggap sudah lama
tinggal di daerah tersebut dan pemerintah tidak bisa mengambil tindakan karena
itu sama halnya merampas kehidupan sosial mereka.
Bila
dilihat dari sudut pandang faktor ekonomi, masalah sampah memiliki deliberasi
atau pertimbangan yang menjurus kepada dampak dan juga keuntungan dari
pembuangan dan pemanfaatan sampah dilingkungan sekitar, hal ini berkorelasi
atau memiiki hubungan yang erat dengan apa yang dilakukan atau lebih kepada
penanggulangan dan juga pemanfaatan limbah sampah dilingkungan sekitar. Pertimbngan
dan hubungan ini seharusnya menjadi landasan masyarakat dan juga pemerintah
khususnya lebih bisa memanfaatkan momentum dimana momentum ini dapat
berimplikasi dengan baik terhadap kehidupan ekonomi dan juga pendapatan dari
masyarakat.
Salah satu contoh nya adalah pembedaaan atau penggolangan antara
sampah organik dan non organik, dalam pemanfaatannya sampah organik dan non
organik memiliki kegunaan dan keuntungan yang berbeda. Sampah organik dapat
dimnfaatkan untuk membuat pupuk kompos dan juga hal hal yang berguna,
keuntungan dari sampah organik ini dari segi ekonomi dapat menambah penghasilan
masyarakat, sedangkan sampah non organik dapat dimanfaatkan dan didaur ulang
jika pemerintah dapat mengelola dengan baik.
Kemudian dilihat dari faktor sosial budaya, masyarakat cenderung
mengadopsi dan meniru kebiasaan masyrakat sekitar atau orang yang berpengaruh
dalam lingkungan mereka. Jika semisal bapak kepala desa mengabaikan kebersihan lingkungan maka
seluruh masyarakat yang dia pimpin akan mengikutinya. Serta jika dalam keluarga
tidak diajarkan tentang peduli kebersihan maka akan berdampak kepada prilaku
individu yang acuh terhadap kebersihan lingkungan. Masyrakat juga cenderung
memiliki asumsi bahwa “untuk apa peduli terhadap lingkungan toh pemerintah juga
memiliki dana untuk membayar tim kebersihan” salah satu pendapat yang
dikemukakan oleh seseorang yang kami jumpai di sekitar jalan protokol kota.
Jika kita lihat dari faktor internal, kurang sadarnya masyarakat
terhadap lingkungan menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan tercemarnya
lingkungan sekitar. Kesadaran masyarakat menjadi hal penting dalam segala aspek
jika masyarakat sadar akan kebersihan maka akan timbul kepedulian dan jika
sudah peduli tidak perlu ada dorongan dari pihak lain. Masyrakat tidak peduli
dengan kehidupan individu masing-masing menjadi maslah interen kedua, disini
lebih melihat dari kehidupan dan pola fikir setiap individu. Kami menemukan
individu atau kelompok yang mengabaikan kebersihan diri mereka pada kelompok
orang yang hidup dijalanan. Mereka berasumsi “kami bahagia hidup seperti ini
tidak ada yang mengikat dan
terbiasa hidup bebas tanpa ada tuntutan dari dalam diri kami”.
Dari penjelasan diatas dapat kita kelompokan faktor-faktor
pendorong “kurang sadarnya masyarakat
terhadap lingkungan”. Ada faktor eksternal/faktor dari luar dan faktor internal
/faktor dari dalam diri individu masyarakat. Disini kita hanya dapat memaparkan
gejalaa sosial dan patologi sosial yang mempengaruhi pola fikir masyarakat
untuk menyikapai prihal kepedulian lingkungan.
0 comments: