Kebersihan Lingkungan, Tanggung Jawab Siapa ?

8:21 PM Satu Kata 0 Comments




            Saat ini masyarakat modern cenderung mengabaikan apa itu arti kebersihan lingkungan karena mereka cenderung memiliki pola fikir individual. Seperti yang tergambar jelas pada masyarakat kota khususnya wilayah kota Pontianak, mereka cendrung acuh tak acuh terhadap lingkungan. Banyak kita jumpai masyarakat metropolitan,mereka tidak saling mengenal satu sama lain padahal itu adalah tetangga dekat mereka. Hal kecil semacam ini akan berdampak pada pola fikir dan karakter mereka terhadap lingkungan sekitar jika mereka sudah tidak peduli dengan lingkungan, apa jadinya terhadap kebersihan sekitar mereka ?  hal yang seperti ini tentu menjadi masalah sosial tersendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat mengabaikankan tentang kebersihan lingkungan secara garis besar dapat kita kelompokan menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal/faktor dari luar dan faktor internal/faktor dari dalam diri mereka pribadi.


                Faktor ekseternal terdiri dari, ekologi, ekonomi, sosial budaya, pendidikan serta faktor faktor yang berkaitan dengan hal yang mempengaruhi individu dalam mengaplikasikan segala hal yang berasal dari luar. Selain faktor eksternal yang mempengaruhi indvidu dalam bertingkah laku faktor yang paling vital dan faktor yang sangat mempengaruhi baik itu tingkah laku, kesadaran maupun hal yang berkaitan dengan pola fikir individu itu sendri yakni faktor internal, faktor internal berasal dari dalam diri individu itu sendiri, terdiri dari kesadaran, pola fikir dan juga tindakan yang berasal dari dalam diri. Faktor internal lebih menekankan pada  karakter dan mental yang menjadi landasan dalam melakukan segala hal yang berkaitan dengan tindakan langsung maupun tidak langsung.
                Faktor ekologi cenderung kepada lingkungan tempat tinggal masyarakat, dimana masyrakat desa lebih peduli terhadap lingkungan dibanding masyrakat kota, buktinyata masih banyak kita jumpai di desa-desa tentang kerja bakti membersihkan lingkungan  setiap minggu atau yang mereka sebut bersih desa. Masyarakat yang tinggal di daerah kumuh atau di daerah pesisir sungai mereka akrab dengan limbah dan sampah, dari hasil observasi yang telah kami lakukan di derah pesisir sungai mereka juga mengeluhkan seperti lingkungan yang bau, banyak nyamuk serta jika air sungai pasang maka rumah mereka akan terendam. Pendapat ini dikemukakan oleh seorang siswi SMA yang kami jumpai di daerah tersebut, jka kita mencari siapa yang salah kita tidak akan bisa menyimpulkan karena masyarakat menganggap sudah lama tinggal di daerah tersebut dan pemerintah tidak bisa mengambil tindakan karena itu sama halnya merampas kehidupan sosial mereka. 
                Bila dilihat dari sudut pandang faktor ekonomi, masalah sampah memiliki deliberasi atau pertimbangan yang menjurus kepada dampak dan juga keuntungan dari pembuangan dan pemanfaatan sampah dilingkungan sekitar, hal ini berkorelasi atau memiiki hubungan yang erat dengan apa yang dilakukan atau lebih kepada penanggulangan dan juga pemanfaatan limbah sampah dilingkungan sekitar. Pertimbngan dan hubungan ini seharusnya menjadi landasan masyarakat dan juga pemerintah khususnya lebih bisa memanfaatkan momentum dimana momentum ini dapat berimplikasi dengan baik terhadap kehidupan ekonomi dan juga pendapatan dari masyarakat.
Salah satu contoh nya adalah pembedaaan atau penggolangan antara sampah organik dan non organik, dalam pemanfaatannya sampah organik dan non organik memiliki kegunaan dan keuntungan yang berbeda. Sampah organik dapat dimnfaatkan untuk membuat pupuk kompos dan juga hal hal yang berguna, keuntungan dari sampah organik ini dari segi ekonomi dapat menambah penghasilan masyarakat, sedangkan sampah non organik dapat dimanfaatkan dan didaur ulang jika pemerintah dapat mengelola dengan baik.
Kemudian dilihat dari faktor sosial budaya, masyarakat cenderung mengadopsi dan meniru kebiasaan masyrakat sekitar atau orang yang berpengaruh dalam lingkungan mereka. Jika semisal bapak kepala desa  mengabaikan kebersihan lingkungan maka seluruh masyarakat yang dia pimpin akan mengikutinya. Serta jika dalam keluarga tidak diajarkan tentang peduli kebersihan maka akan berdampak kepada prilaku individu yang acuh terhadap kebersihan lingkungan. Masyrakat juga cenderung memiliki asumsi bahwa “untuk apa peduli terhadap lingkungan toh pemerintah juga memiliki dana untuk membayar tim kebersihan” salah satu pendapat yang dikemukakan oleh seseorang yang kami jumpai di sekitar jalan protokol kota.


Jika kita lihat dari faktor internal, kurang sadarnya masyarakat terhadap lingkungan menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan tercemarnya lingkungan sekitar. Kesadaran masyarakat menjadi hal penting dalam segala aspek jika masyarakat sadar akan kebersihan maka akan timbul kepedulian dan jika sudah peduli tidak perlu ada dorongan dari pihak lain. Masyrakat tidak peduli dengan kehidupan individu masing-masing menjadi maslah interen kedua, disini lebih melihat dari kehidupan dan pola fikir setiap individu. Kami menemukan individu atau kelompok yang mengabaikan kebersihan diri mereka pada kelompok orang yang hidup dijalanan. Mereka berasumsi “kami bahagia hidup seperti ini tidak ada yang mengikat dan terbiasa hidup bebas tanpa ada tuntutan dari dalam diri kami”.

Dari penjelasan diatas dapat kita kelompokan faktor-faktor pendorong  “kurang sadarnya masyarakat terhadap lingkungan”. Ada faktor eksternal/faktor dari luar dan faktor internal /faktor dari dalam diri individu masyarakat. Disini kita hanya dapat memaparkan gejalaa sosial dan patologi sosial yang mempengaruhi pola fikir masyarakat untuk menyikapai prihal kepedulian lingkungan. 

0 comments: